Nama : Ramadhan Febriansyah Ihsan
Nim : 11140182000042
Manajemen Pendidikan (2B)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN)
Jakarta
MOTIVASI
2.1 Pengertian Motivasi
Kata motivasi berasal dari bahasa latin movere,
yang berarti menimbulkan pergerakan. Motivasi adalah suatu perubahan energi
dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan
reaksi untuk mencapai tujuan. (Mr. Donald : 1950). Motivasi adalah
usaha – usaha untuk menyediakan kondisi – kondisi sehingga anak itu mau
melakukan sesuatu (Prof. Drs. Nasution : 1995). Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan
motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha
untuk mencapai suatu tujuan. Mangkunegara (2005,61) menyatakan : “motivasi terbentuk
dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di
perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang
menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan
organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap
situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja
maksimal”.
Sementara motif ialah segala sesuatu yang mendorong
seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Memang pengertian motif dan motivasi
keduanya sukar dibedakan secara tegas. Dalam konteks uraian terdahulu dapat
dijelaskan bahwa motif menunjukan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri
seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu.
Sedangkan motivasi adalah “pendorongan” :suatu usaha yang disadari untuk
mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
2.2 Teori-Teori Motivasi
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak
menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks
belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan
bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator,
diantaranya:
- Durasi kegiatan
- Frekuensi kegiatan
- Persistensi pada kegiatan
- Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan
- Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan
- Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan
- Tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan
- Arah sikap terhadap sasaran kegiatan
Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan
beberapa teori tentang motivasi, antara lain :
2.2.1 Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan
atau pertentangan yang dialami antara satu kenyataan dengan dorongan yang ada
dalam diri. Maslow menyusun teori motivasi manusia, dimana variasi
kebutuhan manusia dipandang tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang.
Setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi hanya jenjang sebelumnya telah
(relatif) terpuaskan (tabel.1) menyajikan secara ringkas empat jenjang basic
need atau deviciency need, dan satu jenjang metaneeds atau growth
needs.
Tidak
ada orang yang kebutuhan basic need-nya terpuaskan 100%. Maslow
memperkirakan rata-rata orang terpuaskan (tabel 2) :
No.
|
Kebutuhan Terpuaskan
|
Prosentasi terpuaskan sampai
|
1
|
Fisiologis
|
85%
|
2
|
Keamanan
|
70%
|
3
|
Dicintai dan mencintai
|
50%
|
4
|
Self esteem
|
40%
|
5
|
Aktualisasi diri
|
10%
|
Dalam mencapai kepuasan kebutuhan, seseorang harus berjenjang, tidak peduli
seberapa tinggi jenjang yang sudah dilewati, kalau jenjang dibawah mengalami
ketidakpuasan atau tingkat kepuasannya masih sangat kecil, dia akan kembali ke
jenjang yang tak terpuaskan itu sampai memperoleh tingkat kepuasan yang
dikehendaki.
Jenis-jenis teori kebutuhan :
- Kebutuhan Fisiologis
- Kebutuhan Keamanan (safety)
- Kebutuhan dimiliki dan cinta ( belonging and love)
- Kebutuhan Harga Diri (self esteem)
- Kebutuhan Aktualisasi Diri
2.2.2 Teori Keadilan
Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi
semangat kerja seseorang, jadi perusahaan harus bertindak adil terhadap
setiap karyawannya. Teori ini melihat perbandingan seseorang dengan orang lain
sebagai referensi berdasarkan input dan juga hasil atau kontribusi
masing-masing karyawan (Robbins, 2007).
2.2.3 Teori X dan Y
Douglas McGregor mengemukakan pandangan nyata
mengenai manusia. Pandangan pertama pada dasarnya negative disebut teori X, dan
yang kedua pada dasarnya positif disebut teori Y (Robbins, 2007). McGregor menyimpulkan bahwa pandangan
manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi
tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan
berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
2.2.4 Teori dua Faktor Herzberg
Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg
dengan asumsi bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah mendasar
dan bahwa sikap individu terhadap pekerjaan bisa sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan. (Robbins, 2007). Herzberg memandang bahwa kepuasan kerja berasal
dari keberadaan motivator intrinsik dan bawa ketidakpuasan kerja berasal
dari ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik.
Teori kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David
McClelland dan kawan-kawannya. Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu
(Robbins, 2007) :
a. Kebutuhan pencapaian (need for
achievement)
b.
Kebutuhan akan
kekuatan (need for pewer)
c. Kebutuhan
hubungan (need for affiliation)
Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Termasuk pada faktor internal adalah :
a. Persepsi
seseorang mengenai diri sendiri
b. Harga diri
c. Harapan pribadi
d. Kebutuhan
e. Keinginan
f. Kepuasan kerja
g. Prestasi kerja yang dihasilkan.
Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain
ialah :
a. Jenis dan sifat
pekerjaan
b. Kelompok kerja
dimana seseorang bergabung
c. Organisasi
tempat bekerja
d. Situasi
lingkungan pada umumnya
e. Sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.
e. Sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.
2.2.6 Teori Atribusi
Atribusi
adalah sebab-sebab yangb menimbulkan hasil perilaku atau usaha dalam belajar
berupa keberhasilan atau kegagalan. Beberapa hal yang menjadi sebab
keberhasilan atau kegagalan dalam belajar adalah kemampuan, usaha, tingkat
kesulitan dan kemudahan soal/tugas, keberuntungan, suasana hati, dan bantuan
atau rintangan dari orang lain. (Santrock, 2007: 519).
2.3 Jenis-Jenis Motivasi
2.3.1 Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor
eksternal individu dan tidak berkaitan denganb tugas yang sedang dilakukan.
2.3.2 Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik ialah motiovasi yang disebabkan oleh faktor-faktor di
dalam diri atau melekat dalamn tugas yang sedang dilakukan.
2.3.3 Aliran (Flow)
Bentuk tingkat motivasi intrinsik yang tinggi (intens), yang melibatkan
ketertarikan yang tinggi dan konsentrasi pada suatu tugas yang menantang.
(Csikzentmihalyi 1990, 1996 ; Scweinle, Turner & Meyer 2006).
2.4 Motivasi dan Prestasi
Belajar Siswa
Dalam rumusan masalah diatas kami mengamati apakah
motivasi itu berpengaruh dalam prestasti belajar siswa, ternyata sangat
berpengaruh yaitu :
Motivasi pada umumnya
mempertinggi prestasi dan memperbaiki sikap terhadap tugas dengan kata lain,
motivasi dapat membangkitkan rasa puas dan menaikkan prestasi sehingga melebih
prestasi normal.
Hasil baik
dalam pekerjaan yang disertai oleh pujian merupakan dorongan bagi seseorang
untuk bekerja dengan giat. Bila hasil pekerjaan tidak diindahkan orang lain,
mungkin kegiatan akan berkurang. Pujian harus selalu berhubungan erat dengan
prestasi yang baik. Anak-anak harus diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu
dengan hasil yang baik, sehingga padanya timbul suatu “sense of succes” atau
perasaan berhasil. Motivasi berprestasi merupakan harapan untuk memperoleh kepuasan dalam
penguasaan perilaku yang menentang dan sulit (Mr. Clelland, 1955).
2.5 Guru dan
Motivasi Pembelajaran
Dalam rumusan tersebut juga dipertanyakan bagaimana cara guru memotivasi
belajar siswa agar menarik minat siswa untuk belajar, motivasi yang diberikan
guru diantaranya :
1. Memberi angka
2. Hadiah
3. Saingan
4. Hasrat untuk
belajar
5. Sering memberi
ulangan
6. Mengetahui hasil
7. Kerja sama
8. Tugas yang
“challenging”
9. Pujian
10. Teguran dan kesamaan
11.
Suasana yang
menyenangkan
12.
Tujuan yang
diakui dan diterima baik oleh murid
13.
Hargailah pekerjaan
murid
2.6 Usaha Guru
Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
- Mengoptimalkan Penerapan Prinsip-prinsip Belajar
- Mengoptimalkan Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar
- Mengoptimalkan Pemanfaatan Pengalaman yang Telah Dimiliki Siswa
- Mengembangkan Cita-cita atau Aspirasi Siswa
- Pergunakan Pujian Verbal
- Pergunakan Tes dan Nilai Secara Bijaksana
- Membangkitkan Rasa Ingin Tahu dan Hasrat Eksplorasi
- Melakukan Hal yang Luar Biasa
- Merangsang Hasrat Siswa
- Memanfaatkan Apersepsi Siswa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar