This Is

This Is

Senin, 18 Mei 2015

Resume MOTIVASI


Nama : Ramadhan Febriansyah Ihsan
Nim : 11140182000042
Manajemen Pendidikan (2B)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri  (UIN) Jakarta

MOTIVASI



2.1 Pengertian Motivasi
Kata motivasi berasal dari bahasa latin movere, yang berarti menimbulkan pergerakan. Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. (Mr. Donald : 1950). Motivasi adalah usaha – usaha untuk menyediakan kondisi – kondisi sehingga anak itu mau melakukan sesuatu (Prof. Drs. Nasution : 1995). Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Mangkunegara (2005,61) menyatakan : “motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal”. 
Sementara motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Memang pengertian motif dan motivasi keduanya sukar dibedakan secara tegas. Dalam konteks uraian terdahulu dapat dijelaskan bahwa motif menunjukan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah “pendorongan” :suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.



2.2 Teori-Teori Motivasi
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya:
  • Durasi kegiatan 
  • Frekuensi kegiatan 
  • Persistensi pada kegiatan 
  • Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan 
  • Devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan 
  • Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan 
  • Tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan
  • Arah sikap terhadap sasaran kegiatan

Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain :

2.2.1 Teori Hierarki Kebutuhan Maslow 
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara satu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Maslow menyusun teori motivasi manusia, dimana variasi kebutuhan manusia dipandang tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang. Setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi hanya jenjang sebelumnya telah (relatif) terpuaskan (tabel.1) menyajikan secara ringkas empat jenjang basic need atau deviciency need, dan satu jenjang metaneeds atau growth needs.
Tidak ada orang yang kebutuhan basic need-nya terpuaskan 100%. Maslow memperkirakan rata-rata orang terpuaskan (tabel 2) :


No.
Kebutuhan Terpuaskan
Prosentasi terpuaskan sampai
1
Fisiologis
85%
2
Keamanan
70%
3
Dicintai dan mencintai
50%
4
Self esteem
40%
5
Aktualisasi diri
10%
   
Dalam mencapai kepuasan kebutuhan, seseorang harus berjenjang, tidak peduli seberapa tinggi jenjang yang sudah dilewati, kalau jenjang dibawah mengalami ketidakpuasan atau tingkat kepuasannya masih sangat kecil, dia akan kembali ke jenjang yang tak terpuaskan itu sampai memperoleh tingkat kepuasan yang dikehendaki.
Jenis-jenis teori kebutuhan :
  1. Kebutuhan Fisiologis 
  2. Kebutuhan Keamanan (safety)
  3. Kebutuhan dimiliki dan cinta ( belonging and love)
  4. Kebutuhan Harga Diri (self esteem) 
  5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
2.2.2 Teori Keadilan
Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat  kerja seseorang, jadi perusahaan harus bertindak adil terhadap setiap karyawannya. Teori ini melihat perbandingan seseorang dengan orang lain sebagai referensi berdasarkan input dan juga hasil atau kontribusi masing-masing karyawan (Robbins, 2007).

2.2.3 Teori X dan Y  
Douglas McGregor mengemukakan pandangan nyata mengenai manusia. Pandangan pertama pada dasarnya negative disebut teori X, dan yang kedua pada dasarnya positif disebut teori Y (Robbins, 2007). McGregor menyimpulkan bahwa  pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.


2.2.4 Teori dua Faktor Herzberg
Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg dengan asumsi bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap individu terhadap pekerjaan bisa sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan. (Robbins, 2007). Herzberg memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bawa ketidakpuasan kerja berasal dari  ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik.


2.2.5 Teori Kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David McClelland dan kawan-kawannya. Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu (Robbins, 2007) :
      a. Kebutuhan pencapaian (need for achievement)
      b. Kebutuhan akan kekuatan (need for pewer)
      c.  Kebutuhan hubungan (need for affiliation)

Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah :
      a. Persepsi seseorang mengenai diri sendiri
      b. Harga diri
      c. Harapan pribadi
      d. Kebutuhan
      e.  Keinginan
      f.  Kepuasan kerja
      g. Prestasi kerja yang dihasilkan.
Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah :
      a. Jenis dan sifat pekerjaan
      b. Kelompok kerja dimana seseorang bergabung
      c. Organisasi tempat bekerja
      d. Situasi lingkungan pada umumnya
      e. Sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.


2.2.6 Teori Atribusi
Atribusi adalah sebab-sebab yangb menimbulkan hasil perilaku atau usaha dalam belajar berupa keberhasilan atau kegagalan. Beberapa hal yang menjadi sebab keberhasilan atau kegagalan dalam belajar adalah kemampuan, usaha, tingkat kesulitan dan kemudahan soal/tugas, keberuntungan, suasana hati, dan bantuan atau rintangan dari orang lain. (Santrock, 2007: 519). 



2.3 Jenis-Jenis Motivasi 
2.3.1 Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor eksternal individu dan tidak berkaitan denganb tugas yang sedang dilakukan.
 2.3.2 Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik ialah motiovasi yang disebabkan oleh faktor-faktor di dalam diri atau melekat dalamn tugas yang sedang dilakukan.
2.3.3 Aliran (Flow)
Bentuk tingkat motivasi intrinsik yang tinggi (intens), yang melibatkan ketertarikan yang tinggi dan konsentrasi pada suatu tugas yang menantang. (Csikzentmihalyi 1990, 1996 ; Scweinle, Turner & Meyer 2006).


    2.4 Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa
   Dalam rumusan masalah diatas kami mengamati apakah motivasi itu berpengaruh dalam prestasti belajar siswa, ternyata sangat berpengaruh yaitu :
    Motivasi pada umumnya mempertinggi prestasi dan memperbaiki sikap terhadap tugas dengan kata lain, motivasi dapat membangkitkan rasa puas dan menaikkan prestasi sehingga melebih prestasi normal. Hasil baik dalam pekerjaan yang disertai oleh pujian merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja dengan giat. Bila hasil pekerjaan tidak diindahkan orang lain, mungkin kegiatan akan berkurang. Pujian harus selalu berhubungan erat dengan prestasi yang baik. Anak-anak harus diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu dengan hasil yang baik, sehingga padanya timbul suatu “sense of succes” atau perasaan berhasil. Motivasi berprestasi merupakan harapan untuk memperoleh kepuasan dalam penguasaan perilaku yang menentang dan sulit (Mr. Clelland, 1955).

    
    2.5 Guru dan Motivasi Pembelajaran
    Dalam rumusan tersebut juga dipertanyakan bagaimana cara guru memotivasi belajar siswa agar menarik minat siswa untuk belajar, motivasi yang diberikan guru diantaranya :
      1. Memberi angka
      2. Hadiah
      3. Saingan
      4. Hasrat untuk belajar
      5. Sering memberi ulangan
      6. Mengetahui hasil
      7. Kerja sama
      8. Tugas yang “challenging”
      9. Pujian
      10. Teguran dan kesamaan
      11. Suasana yang menyenangkan
      12. Tujuan yang diakui dan diterima baik oleh murid
            13. Hargailah pekerjaan murid

            
        2.6  Usaha Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

  1. Mengoptimalkan Penerapan Prinsip-prinsip Belajar 
  2. Mengoptimalkan Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar 
  3. Mengoptimalkan Pemanfaatan Pengalaman yang Telah Dimiliki Siswa
  4. Mengembangkan Cita-cita atau Aspirasi Siswa 
  5. Pergunakan Pujian Verbal 
  6. Pergunakan Tes dan Nilai Secara Bijaksana 
  7. Membangkitkan Rasa Ingin Tahu dan Hasrat Eksplorasi 
  8. Melakukan Hal yang Luar Biasa 
  9. Merangsang Hasrat Siswa 
  10. Memanfaatkan Apersepsi Siswa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar