Seperti biasanya, sebelum kita mulai mata kuliah
psikologi pendidikan dengan materi Anak Berkebutuhan Khusus seperti biasa dosen pengampu
(ibu nuraida) melakukan pemanasan. Pemasanan tersebut berupa
pertanyaan-pertanyaan yang dibacakan oleh saudari Dwi sebagai pemakalah
kelompok 6 dan akan dijawab oleh mahasiswa mp 2 b 2014. Adapun
pertanyaan-pertanyaan yang dibacakan adalah sebagai berikut :
- Andai kita dilarang tersenyum, apa saja yang akan terjadi?
=> Kehidupan tidak menyenangkan, Tidak beribadah karena senyum merupakan ibadah - Bagaimanan memperbaiki buku pelajaran, sepatu, permainan, papan tulis, dan sebagainya?
=> Pake alatnya, Dilem biru atau lempar ganti yang baru, didaur ulang - Kursi dapat digunakan apa saja selain duduk?
=> Berdiri, Tidur, Loncat - Buatlah pertanyaan tentang ABK?
=> Apakah orang gila termasuk ABK? Siapa saja yang dapat berperan mengenai ABK?
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
A. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
“Anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang mempunyai
kebutuhan baik permanen maupun sementara untuk memperoleh pelayanan pendidikan
yang disesuaikan yang disebabkan oleh :
- Kondisi sosial-emosi
- Kondisi ekonomi
- Kondisi politik
- Kelainan bawaan maupun yang didapat kemudian
Dalam pembahasan ini anak berkebutuhan khusus
hanya dibatasi dengan lima anak berkebutuhan khusus diantaranya ; anak
tunanetra, anak tunarungu, anak terbelakang, anak tunadaksa, dan anak
tunalaras.
- Dalam segi perkembangan intelektual rata-rata semua jenis anak berkebutuhan khusus terhambat bahkan ada yang terlambat sekali. Hal ini tergantung tingkat intensitas kelainannya dan derajat kedalaman pengalaman yang diberikan kepadanya.
- Dalam segi sosialisasi pada umumnya mereka mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, meskipun di balik itu mengalami kemudahan dalam menyesuaikan dengan sesama anak berkebutuhan khusus yang sama kelainannya. Kesulitan menyesuaikan diri dapat terjadi karena adanya rasa rendah diri yang disebabkan adanya kelainan ataupun keterbatasan dalam kesanggupannya menyesuaikan diri.
- Dilihat dari segi stabilitas emosinya, nampak bahwa pada umumnya emosi kurang stabil, mudah putus asa, tersinggung, konflik diri dan sebagainya. Hal ini muncul diduga karena keterbatasannya di dalam gerak, wawasan dan mengendalikan diri.
- Sedangkan dalam segi komunikasi juga mengalami hambatan atau gangguan terutama bagi mereka yang mempunyai kelainan cukup berat, meskipun terbantu dengan kemampuan-kemampuan lainnya, misalnya : yang mengalami gangguan penglihatan dapat diatasi dengan pendengaran atau perabaan, gangguan pendengaran dapat diatasi dengan penglihatannya dan sebagainya.
Pendidikan
inklusif adalah pendidikan untuk :
- Semua anak dan orang dewasa yang butuh belajar.
- Anak-anak dan orang dewasa yang mempunyai
kemampuan tinggi seperti talenta dan anak cerdas.
- Orang-orang dengan hambatan fisik maupun
psikis baik yang permanen maupun sementara seperti gangguan emosional dan tingkah
laku, gangguan penglihatan,pendengaran,kesulitan belajar,disfungsi
otak,gangguan motorik dsb.
- Orang-orang yang terpinggirkan seperti anak
jalanan, pekerja anak, dan pemakai bahan minoritas.
kelompok sasaran dalam pendidikan inklusif itu
bukan anak yang berkelainan saja tapi meliputi sebagian besar anak yang
belajar. oleh karenanya sekolah hendaknya mengakomodasi semua anak tanpa
memandang kondisi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, ataupun kondisi
lainnya. Sekolah harus mencari cara agar berhasil mendidik semua anak, termasuk
mereka yang berkebutuhan pendidikan khusus.
D. Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
- Anak berkebutuhan khusus yang bersifat sementara (temporer) adalah anak yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan disebabkan oleh faktor-faktor eksternal. Misalnya anak yang yang mengalami gangguan emosi karena trauma akibat diperkosa sehingga anak ini tidak dapat belajar. Pengalaman traumatis seperti itu bersifat sementara tetapi apabila anak ini tidak memperoleh intervensi yang tepat boleh jadi akan menjadi permanen. Anak seperti ini memerlukan layanan pendidikan kebutuhan khusus, yaitu pendidikan yang disesuikan dengan hambatan yang dialaminya tetapi anak ini tidak perlu dilayani di sekolah khusus. Di sekolah biasa banyak anak-anak yang mempunyai kebutuhan khusus yang bersifat temporer, dan mereka memerlukan pendidikan yang disesuaikan yang disebut pendidikan kebutuhan khusus.
- Anak berkebutuhan
khusus yang bersifat permanen adalah anak-anak yang
mengalami hambatan
belajar dan hambatan perkembangan yang bersifat internal dan akibat langsung
dari kondisi kecacatan, yaitu seperti anak yang kehilangan fungsi penglihatan,
pendengaran, gannguan perkembangan kecerdasan dan kognisi, gangguan gerak (motorik),
gangguan iteraksi-komunikasi, gangguan emosi, sosial dan tingkah laku. Dengan
kata lain anak berkebutuhan khusus yang bersifat permanent sama artinya dengan
anak penyandang kecacatan. Anak berkubutuhan khusus permanen meliputi : 1. Anak dengan Gangguan Penglihatan (Tunanetra)2. Anak dengan Gangguan Pendengaran dan Wicara (Tunarungu)3. Anak dengan Kelainan Kecerdasan dibawah rata-rata (Tunagrahita)4. Anak dengan Kecerdasan dan Bakat Istimewa (Gifted dan Talented)5. Anak dengan Gangguan Anggota Gerak (Tunadaksa)6. Anak dengan Gangguan Emosi dan Perilaku (Tunalaras)7. Anak dengan Kesulitan Belajar Spesifik (Specific Learning Disability)8. Anak Lamban Belajar (Slow Learner)9. Anak Autis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar